Kamis, 20 Agustus 2015

Review : Kikujiro (1999)

             Bagi penggemar film-film unik dan artistik, kikujiro adalah film yang tidak boleh dilewatkan. Lewat tangan diri Takeshi Kitano yang lebih dikenal di Indonesia sebagai Raja dalam acara game mingguan Benteng Takeshi di televisi. Sebagai Sutradara, Penulis Naskah hingga Aktor Takeshi mampu membuat film ini hidup dan menarik.
            Sebenarnya film ini ceritanya amat sederhana, yaitu tetangga yang mengantar bocah untuk bertemu ibunya di kota tempatnya bekerja. Bocah ini bernama Masao (Yusuke Sekiguchi) yang tinggal bersama neneknya berdua saja. di saat liburan musim panas dimana teman-temanya liburan. Ia tidak mempunyai sahabat dan berinisiatif untuk menemui ibunya sendirian karena sudah lama ia tidak bertemu. Kikujiro (Takeshi Kitano) disuruh oleh istrinya untuk menemani Masao sampai ke tempat ibunya.
            Keunikan film ini adalah perjalanan mereka berdua untuk bertemu ibu Masao yang penuh kisah sehari-hari yang sebenarnya biasa saja tapi kejadian itu menjadi menarik karena karakter si Kikujiro dan Masao. Mau tidak mau perjalanan mereka menjadi bencana sekaligus mempunyai hikmah
            Menonton film ini saya mendapati rasa puas yang mendalam. Walau mempunyai cerita beralur lambat saya dapat menikmati setiap kejadian yang ditawarkan dalam film ini. ide yang sebenarnya biasa saja tapi dieksekusi dengan baik oleh Takeshi Kitano.
            Penyutradaraan dan karakter Kitano membuat saya menganggap film ini exstraordinary. Jarang ditemukan dan tidak dapat dilupakan. Ada sisi humor satir dari kehidupan mereka berdua walau akhirnya perjalanan hidup harus berjalan terus.
            Film ini mempunyai alur maju dan disisipi oleh gambar-gambaran mimpi Masao ketika ia tidur dan istirahat dalam perjalanan. Mimpi khas anak kecil yang menyadarkan saya bahwa seperti itulah saya kecil dulu. Punya khayalan yang tak ditemukan lagi saat dewasa.
            Karakter kikujiro sendiri mengingatkan saya pada hidup yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena waktu terus berjalan dan apa yang harus dilakukan ketika berbuat kesalahan.
            Banyak moment yang tidak terjawab dalam perjalanan mereka berdua. Tetapi banyak perasaan dan jawaban untuk apa kita hidup dapat dipetik dan kita pelajari pada film ini. walaupun film ini tipikal jepang sekali tapi rasanya bagi saya ada rasa, karakter pada film Takeshi Kitano. moment ending dimana mereka berdua sama-sama mendapat pelajaran dan merasa sedikit bahagia walau rasanya entah di dalam hati itu membuat saya merasa bahwa terkadang tidak ada jawaban yang paling baik daripada memahaminya sendiri. 

3 komentar:

  1. Mungkin bagi mereka yang pernah ke jepang atau mungkin hidup di sana bisa menyadari, film ini lebih mirip dokumenter/reality show karena mmg begitulah kdhidupan nyata d jepang, tdk seprti kebanyakan film jepang lainnya yg terkadang terlalu imajinatatif dan terkadang khayal....

    BalasHapus
  2. Saya baru menobtonnya tadi. Tapi memang ada kesan" yang membawa pesan.

    BalasHapus